Ibu..
Mamah..
Bunda..
Mami..
Mom..
Apapun panggilannya, mereka adalah wanita mulia.
Senin pagi saya kepasar untuk membeli keperluan mamah masak. Disana saya sempat mengobrol dengan wanita paruh baya yang dengan semangat menceritakan tentang anak - anaknya. Kita panggil saja Ia dengan sebutan IBU. Ibu berprofesi sebagai penjual ayam potong. Menceritakan kegigihannya dalam menjual dagangannya demi kebutuhan anak - anaknya. Saya sangat bersimpati ketika ibu memberitahu bahwa ketiga anaknya bisa sekolah dengan layak. Anak pertamanya sedang menempuh semester akhir dikampus Telkom, anak keduanya sedang mengambil sarjana teknik dikampus ISTN dan anak terakhirnya masih bersekolah di SMA 103. Saya agak terhibur ketika katanya kepawakan saya mirip dengan anaknya yang terakhir. Itu berarti saya awet muda dong.. hehehe
Cerita perjuangan wanita mulia yang lainnya saya dapatkan dari tempat saya kuliah.
Ibu yang berkerudung selalu menjajakan dagangan kelontongannya didepan kampus. Sore hari ibu menceritakan tentang masalahnya kepada saya. Saya lebih sering memanggilnya ibu iip. Ibu iip terlihat seorang wanita yang gigih berjualan, gigih pula mempertahankan keuruhan rumah tangganya. Ibu iip telah mendapatkan perlakuan yang tidak layak dari suaminya hampir setahun. Suaminya selalu melakukan KDRT dan menghambur hamburkan uang hasil jirih payah ibu untuk berjudi. Kasih sayang bahkan perhatian tidak didapatkan lagi dari sang suami. Sya sudah beberapa kali memberi saran untuk ibu iip memberanikan diri melaporkan masalahnya ke pihak berwajib. Namun ibu iip tidak berdaya, dan ibu iip takut. Ia menyadari hanyalah seorang wanita yang hanya bisa berpasrah diri dengan perlakuan suaminya. Alasan ibu iip bisa bertahan sampai sekarang sangat membaut bulu kuduk saya merinding. Ibu iip bertahan karena buah hatinya. Ibu iip bahagia melihat anak - anaknya hidup dengan layak dan bisa menuntut ilmu. Bertahan dalam masalah yang rumit, bertahan untuk berjualan demi menghidupi anak - anaknya.. Subhanaullohhhh,..
Ini adalah kisah yang sangat klise, mungkin sering saya jumpai dikehidupan sekitar atau bahkan saya sendiri pun merasakannya. Saya pun sangat banggar dengan mamah saya, Saya gak bisa hidup dan bertahan sampai sekarang tanpa dari perjuangan mamah. Sampai kapanpun saya gak bisa membalas semua kebaikkannya. Gak usah menunggu sampai MOTHER DAY tiba.. Kalo ada kesempatan saya selalu memeluknya dan mencium sambil berkata "I Love U always maaahhhh"
Mamah..
Bunda..
Mami..
Mom..
Apapun panggilannya, mereka adalah wanita mulia.
Senin pagi saya kepasar untuk membeli keperluan mamah masak. Disana saya sempat mengobrol dengan wanita paruh baya yang dengan semangat menceritakan tentang anak - anaknya. Kita panggil saja Ia dengan sebutan IBU. Ibu berprofesi sebagai penjual ayam potong. Menceritakan kegigihannya dalam menjual dagangannya demi kebutuhan anak - anaknya. Saya sangat bersimpati ketika ibu memberitahu bahwa ketiga anaknya bisa sekolah dengan layak. Anak pertamanya sedang menempuh semester akhir dikampus Telkom, anak keduanya sedang mengambil sarjana teknik dikampus ISTN dan anak terakhirnya masih bersekolah di SMA 103. Saya agak terhibur ketika katanya kepawakan saya mirip dengan anaknya yang terakhir. Itu berarti saya awet muda dong.. hehehe
Cerita perjuangan wanita mulia yang lainnya saya dapatkan dari tempat saya kuliah.
Ibu yang berkerudung selalu menjajakan dagangan kelontongannya didepan kampus. Sore hari ibu menceritakan tentang masalahnya kepada saya. Saya lebih sering memanggilnya ibu iip. Ibu iip terlihat seorang wanita yang gigih berjualan, gigih pula mempertahankan keuruhan rumah tangganya. Ibu iip telah mendapatkan perlakuan yang tidak layak dari suaminya hampir setahun. Suaminya selalu melakukan KDRT dan menghambur hamburkan uang hasil jirih payah ibu untuk berjudi. Kasih sayang bahkan perhatian tidak didapatkan lagi dari sang suami. Sya sudah beberapa kali memberi saran untuk ibu iip memberanikan diri melaporkan masalahnya ke pihak berwajib. Namun ibu iip tidak berdaya, dan ibu iip takut. Ia menyadari hanyalah seorang wanita yang hanya bisa berpasrah diri dengan perlakuan suaminya. Alasan ibu iip bisa bertahan sampai sekarang sangat membaut bulu kuduk saya merinding. Ibu iip bertahan karena buah hatinya. Ibu iip bahagia melihat anak - anaknya hidup dengan layak dan bisa menuntut ilmu. Bertahan dalam masalah yang rumit, bertahan untuk berjualan demi menghidupi anak - anaknya.. Subhanaullohhhh,..
Ini adalah kisah yang sangat klise, mungkin sering saya jumpai dikehidupan sekitar atau bahkan saya sendiri pun merasakannya. Saya pun sangat banggar dengan mamah saya, Saya gak bisa hidup dan bertahan sampai sekarang tanpa dari perjuangan mamah. Sampai kapanpun saya gak bisa membalas semua kebaikkannya. Gak usah menunggu sampai MOTHER DAY tiba.. Kalo ada kesempatan saya selalu memeluknya dan mencium sambil berkata "I Love U always maaahhhh"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar