Terkadang seorang wanitaharus bisa berfikir seperti pria, belajar berfikir secara logila tetapi tanpa harus meninggalkan anugrah intuisi perasaan wanita yang begitu indah. Itulah yang harus saya lakukan saat ini. Pengalaman adalah guru. Saya banyak belajar dari pengalaman. Pengalaman yang indah atau buruk adalah sebuah proses pendewasaan agar kelak saya bisa menjalani hidup ini lebih baik lagi.
Selama ini saya sudah menjalani hidup dengan selalu berfikir positif dan berusaha menjadi yang terbaik. Terkadang saya hanya mengandalkan cara intuisi perasaan tanpa menggunakan logika dalam kenyataan. Tanpa sadar cara itulah yang membuat lubang hitam yang dapat menjadi jebakan dalam hidup saya, dan saya sedang masuk tetapi saya juga berusaha untuk bangkit keluar. Tetapi susahnya menerima bahwa lubang tersebut adalah luabng yang saya buat sendiri hasil dari cara hidup saya selama ini.
Setahun lalu seorang Hawa pun terpuruk dengan cerita cintanya hingga seorang Adam menawarkan dirinya untuk menjadi bingkai hati sang Hawa. Hawa pun takut menerima tawarannya namun sang Adam terus meyakinkan dirinya adalah pedamping tepat untuk sang Hawa, Hingga Hawa pun luluh dan memulai merajut lembaran baru dengan sang Adam. Dalam dunia mereka ada sesuatu yang secara logika tidak bisa bersatu. Yaitu prinsip hidup tentang KETUHANAN. Namun sang Adam pun memegang tangannya dan berkata "Cinta kita tidak pernah salah, kita hadapi semuanya. Aku yakin dengan dirimu adalah wanita terakhir dalam hidupku". Dan kemudian sang Hawa menetapkan sang Adam didepannya adalah sang Adam yang akan selalu ada dihatinya. Tidak disadari sebenarnya sang Hawa hanya berpikir dengan perasaan. Perasaannya yang berkata " Dia adalah adam ku tidak mungkin dia melukaiku". Sang Hawa memberikan kebebasan sang Adam untuk mengenal dunia luar dengan tetap menghormati segala kehidupan pribadinya. Namun sang Adam adalah hanya manusia biasa yang dapat dirayu oleh iblis untuk memakan buah khuldi. * yang saya maksud disini khuldi = pengkhianatan*. Sang Adam telah terbujuk wanita lain yang berarti sang Adam telah mengkhianati cinta tulus sang Hawa.
Itulah sedikit banyak penggambaran keterpurukan yang saya sedang alami. Bangkit dari pengkhianatan seorang Adam, mencoba unutk memafkan dan tentu saja belajar berpikir dengan logika untuk menerima kenyataan ini. Hidup terus berjalan dan saya tetap berusaha untuk merangkai kembali serpihan hati dan berusaha berjalan kedepan mencari sang Adam seperti bertemunya sang Adam dan Hawa di Padang Arafah
Selama ini saya sudah menjalani hidup dengan selalu berfikir positif dan berusaha menjadi yang terbaik. Terkadang saya hanya mengandalkan cara intuisi perasaan tanpa menggunakan logika dalam kenyataan. Tanpa sadar cara itulah yang membuat lubang hitam yang dapat menjadi jebakan dalam hidup saya, dan saya sedang masuk tetapi saya juga berusaha untuk bangkit keluar. Tetapi susahnya menerima bahwa lubang tersebut adalah luabng yang saya buat sendiri hasil dari cara hidup saya selama ini.
Setahun lalu seorang Hawa pun terpuruk dengan cerita cintanya hingga seorang Adam menawarkan dirinya untuk menjadi bingkai hati sang Hawa. Hawa pun takut menerima tawarannya namun sang Adam terus meyakinkan dirinya adalah pedamping tepat untuk sang Hawa, Hingga Hawa pun luluh dan memulai merajut lembaran baru dengan sang Adam. Dalam dunia mereka ada sesuatu yang secara logika tidak bisa bersatu. Yaitu prinsip hidup tentang KETUHANAN. Namun sang Adam pun memegang tangannya dan berkata "Cinta kita tidak pernah salah, kita hadapi semuanya. Aku yakin dengan dirimu adalah wanita terakhir dalam hidupku". Dan kemudian sang Hawa menetapkan sang Adam didepannya adalah sang Adam yang akan selalu ada dihatinya. Tidak disadari sebenarnya sang Hawa hanya berpikir dengan perasaan. Perasaannya yang berkata " Dia adalah adam ku tidak mungkin dia melukaiku". Sang Hawa memberikan kebebasan sang Adam untuk mengenal dunia luar dengan tetap menghormati segala kehidupan pribadinya. Namun sang Adam adalah hanya manusia biasa yang dapat dirayu oleh iblis untuk memakan buah khuldi. * yang saya maksud disini khuldi = pengkhianatan*. Sang Adam telah terbujuk wanita lain yang berarti sang Adam telah mengkhianati cinta tulus sang Hawa.
Itulah sedikit banyak penggambaran keterpurukan yang saya sedang alami. Bangkit dari pengkhianatan seorang Adam, mencoba unutk memafkan dan tentu saja belajar berpikir dengan logika untuk menerima kenyataan ini. Hidup terus berjalan dan saya tetap berusaha untuk merangkai kembali serpihan hati dan berusaha berjalan kedepan mencari sang Adam seperti bertemunya sang Adam dan Hawa di Padang Arafah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar